Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Pemandangan Di Tegalega

 Ada yang manarik dari objeck lukisan pemandangan ini yaitu bagaimana secara tidak sengaja saya menemukannya, objeck lukisan ini sebenarnya berada dijalan yang setiap hari saya lalui untuk pulang dan pergi bekerja, ceritanya pada saat pulang kerja ketika melintasi perbatasan antara kab sukabumi dan kota sukabumi yang dipisahkan oleh sungai cipelang turunlah hujan karena perjalan pulang menggunakan sepeda motor maka saya dan istri saya mencari tempat untuk berteduh, maka ditemukan lah suatu tempat seperti bekas gudang, hujan pun turun lama dan rasa bosan pun mendorong saya untuk melihat-lihat kebelakang dan ketika sampai dibelakang saya melihat pemandangan yang sangat bagus sekali, sawah-sawah membentang dibelah oleh sungai cipelang, disebalah utara berjajar perbukitan yang salah satunya bukit karang numpang tempat saya menemukan objeck lukisan “Gunung gede ketika fajar”, hujan pun berhenti kabut tipis mulai datang, saya berfikir jika saya harus datang lagi ketempat itu untuk mencari wa

Gunung Gede Ketika Fajar

  Tahun 2017 adalah tahun dimana saya memulai malakukan pendakian, satu persatu gunung-gung dijawa barat dan jawa tengah saya daki, sehingga pada tahun 2021 selesai lah semua gunung dengan ketinggian 2800 mdpl ke atas telah saya daki, namun diantara gunung-gunung tersebut ada yang spesial bagi saya yaitu gunung gede, mungkin karena gunung ini ada dikota saya (sukabumi) dan juga ada cerita mengenainya, sejak smp sampai pada tahun 2017 saya berumur 31 tahun selalu gagal mendaki gunung itu atau istilahnya gak pernah kesamapaian, lalu pada 2017 lah Alhamdulillah kesampaian, sebelum melakukan pendakian beberapa bulan sebelumnya kami melakukan latihan dengan mendaki bukit setinggi 800 mdpl bukit itu bernama karang numpang, dari bukit ini bisa terlihat seluruh kota sukabumi, kami pun menginap semalam dengan cuaca yang cerah di waktu subuh kita melihat kesebelah utara gunung gede dengan gagahnya terlihat berwarna hitam kemerahan karena fajar mulai menyingsing, dibawahnya suasana kota sukabumi

Kebun Di Sukaraja

  Hari minggu pagi adalah hari dimana kita bisa rehat dari rutinitas kerja yang padat dalam seminggu, banyak hal yang terjadi tentunya hanya menyisakan stress, waktu libur yang hanya sehari distiap minggunya di manfaatkan baik-baik untuk menenagkan pikiran, pagi itu saya berkeliling disekitaran belakang rumah, dengan cahaya matahari pagi saya melihat aktivitas petani dikebun sedang menggarap ladang-ladang mereka, lama diperhatikan terlihat indah juga tidak terasa waktu sudah jam 10:00 maka saya ingin menangkap suasana pada pagi itu kedalam lukisan, kadang objeck lukisan itu tidak perlu yang jauh-jauh untuk di cari, ternyata dibelakang rumah pun asal kita jeli melihatnya maka ada saja yang bagus untuk dibuat lukisan, pagi itu saya tertegun dan merenung lama ditempat itu saya perhatikan setap pohon-pohonya, petani yang menggarap ladangnya hingga kebun bawang yang berwarna biru muda kehijauan, tidak kalah menarik cahaya yang menerpa pepohonan menjadikan pagi itu indah menenangkan setidakn

Yang Tersisa Dari Pasir Piring

  Waktu saya berumur belasan tahun saya berguru ilmu hikmah (kebatinan) kepada seorang guru, dia sering menceritakan perjalanan bergurunya mengelilingi pulau jawa untuk mengumpulkan semua ilmu kebatinan itu, ada yang selalu teringat akan ceritanya ketika dia melakukan perjalanan tersebut ke daerah jampang diselatan sukabumi yang mana tentunya melewati hutan bernama pasir piring, pada waktu itu pasir piring (mungkin tahun 50 atau 60an) adalah hutan yang lebat dan angker, ketika beliau melawati hutan tersebut saking masih asrinya waktu itu dia dicegat seekor ular besar sebesar batang kelapa yang dengan santainya melintas, terpaksa dia diam saja menunggu ular itu melintasi jalan yang membelah hutan tersebut. Cerita ini sebenarnya tidak begitu spesial namun ketika tahun 2017 saya pergi ke jampang kulon untuk menjenguk adik yang istrinya melahirkan, lalu ketika pulang saya berhenti di daerah hutan tersebut lalu teringat lah cerita guruku tersebut, dari ceritanya kita bisa ambil kesimpulan b

Hamparan Membiru

  Lukisan seascape ini masih terhubung dengan dua lukisan sebelumnya tentang geopark ciletuh, salah satu faktor ide yang masih melekat tentang geopark ciletuh ini adalah laut, saya ingin secara khusus membuat pantai yang berbatu dan laut lepas dengan gulungan ombaknya, pada waktu itu saya melihat langit dan laut berwarna biru yang terhampar luas, pembatas keduanya hanya garis horizon, hamparan yang membiru dan semakin membiru dengan semilir angin laut dan gulungan ombak, buih-buih air karena deburan ombak menimpa batu membuat nya terlihat harmonis dalam satu kesatuan, saya melukis lukisan ini dengan ukuran kecil karena hanya ingin juga menonjolkan hal kecil, namun saya buat prespective yang meluas dengan pengaturan awan yang berjajar menjauh, sebenarnya seascape tidak begitu disukai oleh saya untuk dilukis namun waktu itu saya ingin melukisnya. Berminat dengan lukisan-lukisan Tyas Febrian Rachman silahkan hubungi  No WA : 081398421801,  Facebook : https://m.facebook.com/tyasfrachman